Label

Cari Blog Ini

Rabu, 28 November 2012

Lirik Nasyid Far East - Menanti di Barzakh (Menyentuh Kalbu)

'' Far East - Menanti di Barzakh''

Ku merintih... aku menangis...
Ku meratap...  aku mengharap...
Ku meminta... di hidupkan semula
Agar dapat kembali ke dunia nyata

Perjalanan Rohku melengkapi sebuah kembara
Singgah dirahim bonda sebelum menjejak ke dunia
Menanti di barzakh sebelum berangkat ke mahsyar
Diperhitung amalan penentu syurga atau sebaliknya

Tanah yang basah bewarna merah
Semerah mawar dan juga rimbun
Tujuh langkahpun baru berlalu
Seusai talkin bertambah syahdu

Tenang dan damai dipusaraku
Nisan batu menjadi tugu
Namun tak siapapun tahu resah penantianku

Terbangkitnya aku dari sebuah kematian
Seakan ku dengari tangis mereka yang ku tinggalkan
Kehidupan disini bukan suatu khayalan
Tetapi ia sebenar kejadian
Kembali ROH kembali...
Kembalilah ke dalam diri
Sendirian sendiri...
Sendiri bertemankan sepi
Hanya kain putih yang membalut ditubuhku
Terbujur dan kaku jasad didalam keranda kayu

AJAL yang datang dimuka pintu tiada siapa yang meberitahu
Tiada siapapun dapat hindari
Tiada siapa yang terkecuali

Lemah jemari...
Nafas terhenti...
Tidak tergambar sakitnya mati...
Cukup sekali tak sanggup untuk ku mengulangi...

Jantung berdegup kencang
Menantikan malaikat datang
Menggigil ketakutan gelap pekat di pandangan

Selama ini diceritakan
Kini aku merasakan di alam barzakh jasad dikebumikan

Ku merintih... aku menangis...
Ku meratap... aku mengharap...
Ku meminta... dihidupkan semula
Agar dapat kembali kedunia nyata

KISAH MANIS HATI ANANDA

Mata Amira sudah memerah dan matanya semakin berkaca-kaca, ada terdapat sepucuk surat di tangannya. Entah beberapa kali Amira membaca surat itu, tetapi setiap kali membacanya, Seketika itu juga hati Amira seperti d irayapi semut merah. Amira sekali lagi membaca surat di tangannya. ''Assalamualaikum, Bagaimana khabar ananda di sana? Ayah do'akan semoga ananda ceria saat membaca surat ini. Maafkan ayah karena masih ketinggalan zaman. Hal yang sepatutnya dikirim melalui e-mel, ayah hantarkan melalui surat. Salah ayah juga krna tak bertanya alamat e-mail baru ananda. Ringkas cerita, ayah sudah tahu kisah ananda dari bunda. Kisah manis hati ananda. Namun janganlah ananda khawatir dan membuat ananda berhenti membaca surat dari ayah ini, karena ayah bukan mau marah, bukan pula mau mengarah-ngarahkan ananda yang sudah dewasa, akan tetapi ayah cuma mau bercerita kepada ananda tentang apa yg ada dihati ayah ini. Ayah yakin dan sangat percaya, ananda adalah anak yang sholehah, yang taat kepada agama. Namun pada usia ananda, ayah juga tau suatu masalah, dalam diam ananda sedang berperang dengan perasaan di dalam dada. Ayah khawatir sekali dengan yang namanya cinta. Walaupun sudah ayah jelaskan, dan walaupun kerap bunda terangkan kepada ananda tentang cinta, pasti ada ketika hati ananda tertarik mau mencoba bagaimana rasanya cinta,? Dan ayah tau, sudah sampai waktunya tuk ananda. Janganlah salahkan bunda yg telah memberitahu pada ayah, salah ayah juga. karena setiap hari ayah bertanya tentang kamu dari bundamu. Bundamu sangat taat kepada ayah, dan tidak mungkinlah dia mampu merahasiakan sesuatu apapun kepada ayah. Ayah ingat, ketika ananda baru berusia empat tahun dan ananda mau membeli balon warna merah. Ayah belikan dan ananda sangat gembira. Ananda terus berlari-lari dengan balon merah di tangan sambil tertawa riang. Malangnya, balon ananda pecah tergores daun ilalang. Ananda menangis, dan ayah dgn sekuat hati membujuk ananda, dan waktu itu walaupun ananda sangat kecewa, marah dan sedih. Tetapi waktu itu ananda tertarik dengan ajakan ayah. Tertarik ketika ayah mengangkat ananda dan meletak ananda di bahu ayah. Ananda gembira, dan tangisan pun mereda seketika. Namun kini, apa yang ayah takutkan seperti ketika ananda berusia empat tahun, terjadi lagi. Bukan lagi balon yang pecah tetapi hati ananda yang akan pecah? Itulah yang ayah khawatirkan, pada ketika umur ananda sudah tidak mungkin ayah angkat ke bahu ayah, itu juga berarti ananda tidak mungkin lagi suka akan hal itu. Pacaran sebelum nikah, ia seperti balon merah yang ananda inginkan semasa kecil. Ia lembut, ia menggoda dan ia nampak manis. Namun hakikatnya, ia sangat nipis, dan banyak yang mampu membuatnya pecah pada ketika ananda membawanya berjalan di jalan penuh ilalang. Ayah, berharap tahan dulu perasaan ananda itu. Jangan dilabuhkan pada lelaki manapun sehingga ananda terlihat murahan. Sekiranya ananda mampu menahan rasa rindu kepada bunda dan ayah di sini, apalah susaahnya dibandingkan saat menahan rasa suka kepada lelaki yang entah itu siapa? Perbanyak ingat Allah Yang Maha Penyayang. Perbanyak menyebut namaNya. Berzikirlah, bertahmidlah, bertasbihlah dan bertakbirlah. Perbanyak membaca ayat- ayat-Nya. Krna hanya kepada-Nya ananda dapat bergantung dengan sepenuh hati saat ayah dan bunda jauh dari ananda. Jangan pula ananda mengira ayah ini kolot yang tak melarang ananda Pacaran. Tak salah ananda merasakan cinta, cuma bagi setiap perkara akan ada waktunya yang tepat. Seperti embun yang lembut, tidaklah ia turun ketika matahari sudah tegak di kepala, tidak juga turun pada ketika matahari condong ke barat, ia turun pada waktunya yang sangat tepat, walaupun singkat tetapi itulah yang terindah untuknya. Sedangkan embun di ujung daun pun punya waktu, apalagi cinta yang lebih besar dari itu. Sekiranya ananda bertanya, kapan waktu yang tepat untuk cinta? Jawaban ayah yakni pada ketika semuanya sudah bersedia. Wahai ananda Cinta itu , bukan hanya sekedar hati yang siap menerima dan memberi tetapi, fikiranpun siap , emosi juga, fisik pun demikian, dan yang paling utama, apakah pasangan ananda itu juga sudah siap untuk semuanya? Bersedia menerima dan memberi? ketika hanya hati yang bersedia, maka ketika itulah cinta itu umpama balon yang mudah pecah. ketika ananda sudah tak berdaya menahan gejolak hati, maka ingatlah ananda,, ayah dan bunda di sini. Jagalah air mata kami dengan menjaga air mata ananda, jaga marah kami dengan menjaga marah ananda, dan jaga akhirat kami dengan menjaga akhirat ananda. Dan Ingat juga, jodoh itu terkadang datang lebih awal dari pada cinta. Jika ananda merasa surat ayah ini sudah keterlaluan, ketahuilah, ayah memang sangat keterlaluan dalam soal kasih dan sayang kepada ananda. Ayah rela mengorbankan segalanya untuk kebaikan ananda, begitu pula bundapun demikian. Jikalau ananda kepanasan ayah dan bunda rela menjadi tempat berteduh untuk ananda. Jikalau ananda sedang terombang-ambing di tengah samudera maka kamipun rela menjadi bahtera pengantar ananda menuju tepi pantai. Bahkan kami rela menukarkan kebahagian kami untuk ananda yang kami cintai dan kami banggakan. Sayang ayah dan bunda terhadap ananda, juga keterlaluan sepertinya terik mentari , bukan seperti matahari pagi bukan pula seperti matahari senja. Saking terlalu sayangnya. Jika itu salah menurut ananda, sudi kiranya memaafkan ayah karena ayah tidak mampu untuk menganggap kecil masalah ini. Baik buruk ananda, ananda tetaplah permata dalam hati ayah dan bunda. Karena ananda akan memegang hati kecil ayah bunda ini. ketika ayah dan bunda meninggal kelak. sedangkan ayah dan bunda hanya mampu memegang tangan ananda semasa ananda masih kecil. Akhir kata, semoga ananda mengerti isi hati ayah. Tidak banyak, sedikit pun itu sudah membuat ayah dan bunda tersenyum. Jadi jagalah diri ananda, karena ayah dan bunda setiap waktu mendoakan kebahagiaan ananda dengan tetesan air mata di setiap panjatan do'a. Sekarang tidakan mungkin bagi ayah dan bunda memegang dan menggenggam tangan ananda sekarang, izinkan kami memegang, mengayomi, menerangi serta memberi kehangatan untukmu Nak dengan cahaya panjatan do'a kepadaNya. Salam sayang, Ayah dan Bunda disertai tetesan segenggam air mata rindu. Wassalam... Tetesan air mata Amira kian membanjiri surat itu. Hatinya yang goyah diterpa badai cinta seketika reda dan menjadikan jiwanya tegur menahan serangan badai cinta yang mendera di dalam dada, ia sekan memiliki benteng yang sangat kokoh di dalam lubuk hatinya, benteng kasih sayang orang tua, dan benteng air mata dalam do'a yang sangat kokoh dan takkan sekali-kali runtuh. Walau sulit, tapi baginya semuanya adalah perjuangan yang mesti ia tempuh, Mujahid untuk menuju keridhaan Ilahi dan keridhaan orang tua. Sumber: I ♥ Islam telah disunting sedemikian rupa dan perubahan kata.